Skip to content
Kesehatan Finansial
3 Menit Membaca

Cara Menghitung Take Home Pay dan Contohnya

Cindy
Cindy
Content Writer at Setlary
Daftar Isi

Take Home Pay (THP) sudah terdengar familiar, namun banyak yang keliru menganggap THP sama dengan gaji pokok. Padahal keduanya sangat berbeda.

Kurangnya pemahaman akan perbedaan ini akan memengaruhi keadaan finansial pribadi karyawan. Pastikan untuk melindungi hak finansial dengan mengetahui detail keduanya.

Apa Itu Take Home Pay?

Take Home Pay atau gaji bersih adalah jumlah gaji yang diterima karyawan setelah dipotong berbagai komponen seperti pajak, BPJS, dan potongan lainnya.

Komponen pemotongan yang diberlakukan berdasar dari undang-undang dan ketentuan perusahaan.

Jumlah akhir yang diterima oleh karyawan bermacam-macam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dalam surat perjanjian kerja.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa Take Home Pay adalah jumlah akhir uang yang benar-benar masuk ke rekening karyawan.

Baca Juga: Memahami Perbedaan Gaji Net dan Gaji Gross

Perbedaan Take Home Pay dan Gaji Pokok

Salah satu kesalahpahaman umum adalah menganggap take home pay sama dengan gaji pokok. Padahal, keduanya sangat berbeda.

Gaji pokok adalah komponen utama gaji yang disepakati saat perjanjian kerja, belum termasuk tunjangan atau potongan.

Sedangkan THP adalah jumlah akhir yang diterima karyawan setelah penambahan tunjangan dan pengurangan potongan seperti pajak, iuran BPJS, atau pinjaman perusahaan.

Memahami perbedaan ini penting, terutama untuk mengetahui secara detail penghasilan yang sebenarnya diterima.

Dengan begitu, karyawan dapat merencanakan pengeluaran dengan lebih sesuai dengan kebutuhan finansial masing-masing.

Komponen Take Home Pay

Dengan mengetahui komponen THP, karyawan dapat menghitung penghasilan bersih secara lebih akurat Berikut adalah beberapa komponen utama yang membentuk Take Home Pay Anda

1. Gaji Pokok

Komponen utama yang menjadi dasar perhitungan tunjangan dan potongan.

2. Tunjangan

Tunjangan meningkatkan jumlah Take Home Pay dan biasanya bersifat tetap. Beberapa jenis tunjangan yang diberikan adalah tunjangan transportasi, tunjangan makan, dan tunjangan kesehatan.

3. Bonus atau Insentif

Tambahan gaji yang diberikan berdasarkan kinerja atau pencapaian tertentu.

4. Potongan

Pada umumnya, potongan yang diberlakukan terhadap gaji karyawan adalah pajak penghasilan (PPh 21), BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, asuransi kesehatan, kasbon internal perusahaan, maupun denda.

Cara Menghitung Take Home Pay

Setelah mengetahui berbagai komponen THP, penting juga untuk mempelajari cara menghitungnya. Pahami langkah sederhana menghitung Take Home Pay karyawan berikut ini:

Langkah 1: Jumlahkan gaji pokok dan semua tunjangan.

Langkah 2: Kurangi total potongan seperti pajak dan iuran BPJS.

Langkah 3: Hasil akhir adalah gaji bersih.

Berikut adalah rumus menghitung THP berdasarkan UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (30):

THP = (Gaji pokok + Tunjangan) – (Potongan BPJS + PPh 21 + Komponen potongan lainnya)

Contoh Perhitungan Take Home Pay

Misalkan karyawan Z memiliki rincian gaji seperti berikut ini:

Gaji Pokok: Rp5.000.000

Tunjangan Transportasi: Rp500.000

Tunjangan Makan: Rp500.000

Potongan PPh 21 dan BPJS: Rp1.000.000

Dengan rincian tersebut, kita dapat menghitung Take Home Pay yang akan didapatkan seperti ini:

THP = Rp5.000.000 + Rp500.000 + Rp500.000 – Rp1.000.000

THP = Rp5.000.000

Sehingga, gaji bersih yang akan didapatkan oleh karyawan Z adalah Rp5.000.000.

Dukung Akses Gaji Lebih Awal Karyawan bersama Setlary

Melalui penjelasan di atas, diharapkan perusahaan dan calon karyawan bisa lebih memahami konsep take home pay.

Dengan mengenali perbedaan antara THP dan gaji pokok, serta memahami komponen yang memengaruhinya, karyawan juga bisa lebih bijaksana dalam merencanakan pengeluaran dan mengelola keuangan pribadi.

Namun, bagaimana jika karyawan membutuhkan akses gaji lebih awal sebelum tanggal pembayaran? Di sinilah Setlary Earned Wage Access (EWA) hadir sebagai solusi.

Dengan hadirnya solusi dari Setlary, perusahaan dapat mendukung karyawan untuk mengakses gaji yang sudah diperoleh kapan saja, tanpa harus menunggu akhir bulan.

Mengapa EWA penting? 

  • Karyawan dapat menghadapi kebutuhan mendesak tanpa terjebak utang berbunga tinggi.
  • Meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja karena tidak perlu memikirkan masalah keuangan yang mendesak.
  • Menarik top talent dengan adanya penawaran benefit yang lebih fleksibel.

Inilah saatnya mendukung karyawan agar lebih produktif!

 

Cindy
Cindy
Content Writer at Setlary