Skip to content
Tren dan Wawasan Industri
5 Menit Membaca

Polemik Program Tapera dan Pertimbangan Solusi Alternatif

Riany
Riany
Content Writer at Setlary
Daftar Isi

Seperti dilansir Kompas, pada September 2024, 11 serikat pekerja Indonesia bersama-sama menggugat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) di Mahkamah Konstitusi. Mereka berpendapat bahwa iuran wajib Tapera sangat memberatkan bagi banyak pekerja yang sudah menghadapi berbagai potongan dari gaji mereka.

Mengenal Tapera

Tapera adalah program tabungan perumahan nasional yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia. Tujuannya mulia, yaitu membantu pekerja Indonesia, terutama mereka yang berpenghasilan terbatas, untuk bisa punya rumah sendiri.

Tapera beroperasi dengan prinsip tabungan bersama, di mana iuran wajib dikumpulkan dari karyawan dan pemberi kerja ke dalam dana nasional. Dana ini kemudian digunakan untuk menyediakan pinjaman perumahan dan bantuan keuangan bagi pekerja yang memenuhi syarat, sehingga mereka bisa membeli rumah sendiri.

Pengelolaan Tapera ada di tangan BP Tapera, sebuah badan yang ditunjuk pemerintah untuk mengumpulkan, menginvestasikan, dan mendistribusikan dana. BP Tapera mengawasi seluruh sistem, termasuk pendaftaran peserta, pengelolaan iuran, pembiayaan proyek perumahan, dan memastikan kelancaran program. Mereka juga bekerja sama dengan bank, lembaga keuangan, dan pengembang properti untuk menyediakan lebih banyak pilihan perumahan bagi pekerja.

Aspek Penting Tapera

Iuran Wajib

Tapera mewajibkan iuran dari karyawan dan pemberi kerja. Karyawan yang berpenghasilan minimal setara upah minimum harus menyumbang 3% dari gaji bulanan mereka, dengan pemberi kerja diwajibkan untuk menanggung 0.5%-nya. Iuran ini kemudian dikumpulkan ke dalam dana nasional yang dikelola oleh BP Tapera.

Segmentasi

Tapera ditujukan untuk pekerja formal dan informal. Karyawan formal di sektor publik dan swasta secara otomatis terdaftar. Pekerja mandiri atau pekerja informal dapat berpartisipasi secara sukarela dengan pendaftaran mandiri.

Bantuan Perumahan

Tujuan utama Tapera adalah membantu pekerja dalam memperoleh perumahan dengan menawarkan berbagai opsi pembiayaan, seperti pinjaman untuk membeli, membangun, atau merenovasi rumah. Pekerja yang telah menyumbang dana selama setidaknya 12 bulan berhak mengajukan permohonan pinjaman atau bantuan pembiayaan Tapera.

Penarikan Dana

Penarikan dana dari rekening Tapera diatur oleh beberapa kondisi tertentu: pensiun, pembelian dan renovasi rumah, peserta meninggal dunia atau mencapai usia 58 tahun untuk pekerja mandiri. Jika seorang pekerja pensiun tanpa menggunakan dana Tapera, mereka berhak menarik seluruh tabungan.

Sasaran Dana

Program ini terutama ditujukan untuk membantu pekerja berpenghasilan rendah (MBR) yang sering kesulitan mendapatkan pembiayaan untuk perumahan. Pemerintah berharap Tapera dapat mengurangi backlog perumahan—kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat—dengan menyediakan solusi kepemilikan yang terjangkau.

Cara Kerja Tapera

  1. Proses Iuran: Pemberi kerja diwajibkan untuk memotong 3% dari gaji karyawan mereka setiap bulan dan menyetorkan iuran ini ke dana Tapera. Selanjutnya, iuran ini masuk ke rekening Tapera individu yang dikelola oleh BP Tapera, dan terus bertambah seiring waktu sebagai bagian dari skema tabungan perumahan nasional.
  2. Investasi Dana: Untuk memastikan dana terus berkembang, BP Tapera menginvestasikan iuran yang terkumpul dalam instrumen keuangan yang aman, termasuk obligasi pemerintah. Hasil dari investasi ini menambah kapasitas dana untuk mendukung proyek perumahan dan inisiatif pembiayaan.
  3. Pembiayaan Perumahan: Setelah membayar iuran selama setidaknya 12 bulan, pekerja dapat mengajukan berbagai program bantuan perumahan melalui Tapera. Ini termasuk:
    • Membeli rumah baru
    • Membangun rumah di atas tanah milik sendiri
    • Renovasi rumah yang sudah ada
    • Pekerja yang memenuhi persyaratan dapat memanfaatkan pinjaman dengan suku bunga lebih rendah

Polemik yang Berlangsung

Meskipun tujuan program Tapera baik, serikat pekerja menolak keras kewajiban iuran. Mereka berpendapat bahwa iuran ini menambah beban finansial bagi para pekerja yang sudah memiliki banyak potongan dari gaji mereka, seperti BPJS dan pajak penghasilan. Menambahkan iuran Tapera sebesar 3% hanya akan memperburuk beban keuangan, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.

Serikat pekerja tidak sepenuhnya menentang gagasan tabungan perumahan; namun, akan lebih baik jika iuran Tapera bersifat sukarela, sehingga pekerja dapat memilih untuk ikut serta berdasarkan kemampuan finansial mereka. Selain itu, mereka mempertanyakan keadilan sistem ini, menunjukkan bahwa pemerintah dapat memanfaatkan sumber pendapatan lain seperti meningkatkan pajak orang kaya sebelum membebani mereka yang berpenghasilan rendah.

Gugatan di Mahkamah Konstitusi

Serikat pekerja telah mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk meninjau tiga pasal kunci dalam Undang-Undang Tapera. Mereka berpendapat bahwa mewajibkan iuran Tapera bertentangan dengan tanggung jawab negara untuk menyediakan perumahan tanpa membebani warga secara finansial.

Kekhawatiran serikat pekerja bukan hanya soal Tapera. Mereka menyoroti bahwa akumulasi berbagai iuran wajib, seperti BPJS, pensiun, dan sekarang Tapera, secara signifikan mengurangi pendapatan bersih pekerja. Gagasan “pajak orang kaya”, yang sudah diterapkan di banyak negara, telah diusulkan sebagai alternatif untuk melindungi pekerja berpenghasilan rendah dari kewajiban finansial tambahan.

Mahkamah Konstitusi sekarang bertugas meninjau legalitas ketentuan yang diperdebatkan dan menentukan apakah iuran wajib Tapera sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Keputusan ini niscaya akan memiliki dampak besar bagi pekerja dan pemberi kerja di seluruh negeri.

Langkah Bijak bagi Pekerja Indonesia

Sementara tantangan hukum terhadap undang-undang Tapera berlanjut, pekerja disarankan untuk tetap memantau perkembangannya. Seperti kata pepatah, “sedia payung sebelum hujan”, memahami dampak potensial dari keputusan pengadilan terhadap keuangan Anda sangatlah penting.

  • Ikuti Perkembangan Berita: Pantau proses Tapera di Mahkamah Konstitusi. Serikat pekerja, kelompok advokasi, dan portal berita merupakan sumber berharga untuk mendapatkan informasi terbaru dan interpretasi hukum yang tepat waktu.
  • Tinjau Keuangan Anda: Dengan masa depan Tapera yang masih belum pasti, ada baiknya Anda mengevaluasi situasi keuangan Anda. Menyesuaikan anggaran pribadi untuk memperhitungkan potensi kenaikan potongan atau mencari solusi keuangan alternatif untuk keadaan darurat seperti Earned Wage Access (EWA) dari Setlary bisa menjadi langkah bijak.
  • Cari Nasihat Ahli: Jika Anda khawatir tentang bagaimana Tapera dapat memengaruhi hak dan pendapatan Anda, jangan ragu untuk mencari nasihat hukum. Memahami pilihan Anda dapat membantu Anda membuat keputusan yang tepat tentang langkah selanjutnya.

Meskipun tujuan program Tapera untuk mempromosikan kepemilikan rumah adalah niat baik, menyeimbangkan tujuan tersebut dengan realitas keuangan pekerja sangatlah penting. Ke depan, penting untuk menemukan solusi yang mengatasi kebutuhan perumahan dan keadilan ekonomi. Sementara perdebatan Tapera berlanjut, pertimbangkan Earned Wage Access (EWA) dari Setlary untuk membantu Anda mengatasi kebutuhan finansial mendesak.

Riany
Riany
Content Writer at Setlary